Islam adalah agama dan rahmat bagi
semesta alam. Allah memberikan Islam sebagai nikmat kepada seluruh makhluk alam
semesta, maka bersyukurlah bagi yang telah merasakan indahnya nikmat Islam
semenjak kecil, karena banyak orang yang baru merasakan indahnya nikmat Islam setelah
berjuang mendapatkan hidayah (mualaf).
Dibaratkan seperti akal dan hati.
Jika kita bergerak hanya dengan akal tanpa hati, maka kita bergerak seperti
kehilangan arah, karena hati selalu mencari kebenaran yang mengarahkan kita
kepada tujuan yang sebenar-sebenarnya. Seperti itulah kita, apabila Islam tidak
merasuk dalam sendi-sendi kehidupan kita secara menyeluruh, maka hidup kita
akan terombang-ambing, karena Islam mengatur kehidupan kita secara menyeluruh
dimulai dari yang kecil dan sepele sekalipun sampai hal yang paling besar.
Maka diperlukan suatu gerakan dakwah
untuk menuju kebenaran yang sebenar-benarnya, karena umat Islam saat ini hanya
memandang Islam sebagai suatu agama, tak ada hubungannya dengan urusan lainnya.
Padahal sejatinya sudah jelas bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Islam mengatur
sistem sosial, sistem politik, sistem pendidikan dan lainnya dalam kehidupan
kita. Maka diperlukan orang-orang yang rela dan ikhlas untuk berjuang dalam
jalan dakwah ini. Karena jalan dakwah ini banyak ujiannya, sedikit orangnya,
panjang jalannya. Bukankah Rasulullah SAW sebagai pengemban dakwah juga pernah
merasakan hal serupa, bahkan lebih besar dan lebih sakit. Bukan hanya dicela,
melainkan difitnah dan dihujat oleh orang kafir. Bukan hanya air mata dan
keringat yang keluar, melainkan darah dan nyawa harus dikorbankan demi kemenangan
dakwah Islam.
Tetapi
entah kenapa sampai hari ini aku pun termasuk dalam orang yang rela berjuang
demi tegaknya dakwah Islam di dalam kampus ini. Karena sejatinya dakwah ini menurutku
bukan hanya tugas para nabi dan Rasul, melainkan kita sebagai umat Muhammad
yaitu umat terbaik yang disebutkan dalam surat Ali-Imran: 110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah.”
Aku
bersyukur bisa masuk kampus UNJ tercinta ini. Karena sejatinya, titik tolak
perubahan ku untuk mengerti makna dakwah dan betapa pentingnya dakwah ini dimulai
dari kampus ini. Tentunya lewat tangan sang murabbi yang telah membuka mata
hatiku, bahwa sejatinya kita juga harus mensolehkan orang lain, bukan hanya
soleh secara pribadi. Semakin lama ikut
liqo, semakin tambah rasa semangat ku untuk berdakwah di kampus ini.
Sampai
hari ini, aku tergabung dalam jamaah gerakan dakwah FSI Al-Biruni di FT UNJ di
bagian syiar Islam, amanah ini menjadi ladang dakwah ku di Fakultas
Teknik. Sungguh luar biasa bisa
tergabung dalam jamaah ini, karena amanah dakwah ini terlalu berat apabila
ditanggung sendirian. Bukankah Rasululullah SAW saja berdakwah ditemani para
sahabat-sahabat yang setia menemani beliau. Di FSI Al-Biruni ku coba belajar
merencanakan dan merumuskan kegiatan-kegiatan dakwah untuk objek-objek dakwah
di Fakultas Teknik yang objek dakwahnya heterogen. Ku biasakan 10 budaya muslim
UNJ di lingkungan Fakultas Teknik, ku fasilitasi minat dan bakat mahasiswa
dalam kegiatan Islamic Engineering Festival (Festival Teknik Islam), dan ku
selenggarakan kajian keren dan islami rutin setiap seminggu sekali berharap
minimal dari setiap kajian ada teman-teman mahasiswa yang mendapat hidayah dari
mengikuti kajian ini.
Tetapi
masih banyak evaluasi dalam gerakan dakwah ini, mungkin karena citra eksklusif
dari mahasiswa muslim FSI Al-Biruni, atau mungkin karena kurangnya analisa ku
dalam memahami objek dakwah dalam lingkungan Fakultas Teknik ini. Dan juga
mungkin masih banyak kegiatan Syiar Islam FSI Al-Biruni yang belum
tersosialisasikan kepada mahasiswa Fakultas Teknik. Sehingga mereka tidak paham
dan tidak mengerti tentang kegiatan dakah ini. Semoga Allah mengampuni
kesalahan dan kekhilafanku.
Ku jalani juga dakwah fardiyah, ku
ajak teman-teman sekelas atau teman-teman yang sedang bersamaku ketika waktu
adzan berkumandang, langsung kuajak bergegas ke musholla atau masjid terdekat
agar segera shalat, walaupun tak sedikit juga yang menolak ajakanku dengan
berbagai alasan, alhamdulillah masih ada teman-teman yang mau mendengar untuk
ikut bersamaku shalat berjamaah tepat waktu. Di sini ku masih belajar bagaimana
cara menyentuh hati teman-teman ku, mengikat hati teman-teman ku.
Untuk
cerita dakwahku di keluarga, tak ubahnya seperti cerita dakwahku di atas,
keluargaku masih memandang bahwasanya aku hanya anak yang baru belajar agama,
jadi dibilang sok tahu. Tetapi aku tak pernah putus asa, karena pun aku masih
belajar dalam dakwah ini. Sering-sering kubaca dan kupelajari Fiqih Dakwah,
bahwa keteladanan didahulukan sebelum berdakwah. Kuperbaiki amalan yaumiah
(amalan harian) bukan bermaksud untuk riya, tetapi memberi keteladanan di dalam
keluarga ku.
Saat
ini aku diberi jatah binaan untuk membina mahasiswa baru FT UNJ berjumlah 5
binaan. Ini merupakan objek dakwah yang harus kujaga dan tak boleh
disia-siakan, karena ini juga sekaligus sebagai tanggung jawab ku dalam tugas
dakwah ini, karena setidaknya agar di akhirat nanti kita tidak akan diminta
pertanggungjawaban oleh Allah karena masih banyak orang yang belum mendapatkan
hidayah ketika di dunia, karena kita sebagai seorang muslim lupa akan kewajiban
berdakwah, karena sibuk dengan amal ibadah pribadi masing-masing. Dan juga
membayangkan amalan yang tidak akan terputus pahalanya karena orang yang akan
mendapat petunjuk sebab kita dakwahi, kita akan mendapatkan pahala sama dengan
orang yang mendapat petunjuk melalui kita sampai hari kiamat.
Inilah
cerita dakwahku, semoga aku termasuk orang yang diberi kekuatan oleh Allah
untuk terus dalam jalan dakwah ini dan termasuk orang yang istiqomah dalam
menjalankan dakwah ini. J
Assiik deh yang udah mulai nge-blogg :D.
BalasHapusAne tunggu postingan-postingan selanjutnya.
Salam Blogger UNJ
hilmynotes.blogspot.com
Mantap mi... Doakan saja
Hapusluar biasa sangat bermanfaat
BalasHapus