Minggu, 29 November 2015

Resensi “Ikhwan Di Bawah Naungan Panji Al-Qur'an”

RESENSI
“IKHWAN DI BAWAH NAUNGAN PANJI AL-QUR’AN”
Oleh: Andi Septiawan

Ini adalah Risalah Imam Syahid Hasan Al-Banna, risalah masa lalu yang kuat dan bergelora, untuk hari ini yang masih muda dan berguncang...
Juga bekal hari ini yang bergolak untuk masa depan yang cemerlang...

DI MANA POSISI KITA DI HADAPAN AJARAN ISLAM

Sesungguhnya Allah SWT telah membangkitkan untukmu seorang pemimpin, telah menetapkan bagimu aturan, telah menjelaskan hukum-hukum, membingbingmu menuju kebaikan dan kebahagiaan, serta menunjukimu ke jalan yang lurus. Kemudian adakah kamu telah mengikuti pemimpin itu, menghormati aturan-Nya, menerapkan hukum-hukum-Nya dll?

Kenyataannya seluruh sistem yang diberlakukan saat ini dalam setiap urusan kehidupan adalah tradisi murni yang tidak memiliki hubungan dengan Islam, tidak digali darinya dan tidak berlandaskan padanya. Berbagai fenomena kehidupan saat ini yang beragam, semuanya jauh dari Islam dan ajaran-Nya.

Kemudian yang tersisa adalah masjid-masjid yang berdiri menjulang yang dipenuhi orang-orang fakir dan tidak berdaya; mereka yang menunaikan beberapa rakaat yang kosong dari nilai-nilai ruhani dan kekhusyuan.

GELOMBANG TAQLID KEPADA BARAT

Tidaklah salah, kalau kita mengakui bahwa gelombang kuat dan arus deras telah menyerang akal dan pikiran, di saat manusia lalai, umat Islam tertipu, dan kebanyakan dari mereka tenggelam dalam glamour serta kenikmatan.

Gelombang ini memiliki segala perangkat untuk menipu, merayu, dan memiliki  kekuatan serta kemampuan yang belum pernah dimiliki yang lain. Dengan itu semua, ia menyerbu seluruh umat Islam, serta memperdaya negara-negara yang terkemuka.

Akhirnya, berkumandanglah suatu propagandis yang menyeru kepada ideologi yang melampui batas: yang ingin membebaskan dari pengaruh Islam, kemudian bersam-sama menerima dengan penuh kerelaan berbagai tuntutan kehidupan dengan segala harga, pemikiran dan fenomena barat.

Tidak salah, jika kita mengakui bahwa kita telah jauh dari petunjuk, prinsip dan kaidah-kaidah Islam.

Islam tidak melarang kita mengambil manfaat dan hikmah di mana pun kita jumpai, namun ia dengan tegas melarang kita menyerupai segala hal yang bertentangan dengan agama Allah SWT.
Memang, ilmu pengetahuan telah canggih, segalanya telah maju, tetapi apakah itu semua menciptakan rasa aman, rasa bahagia dan ketenangan bagi jiwa mereka??

TUGAS KAMI

Kemudian selanjutnya dibahas tugas kami sebagai anggota Ikhwanul Muslimin secara global maupun secara terperinci:

Tugas Ikhwanul Muslimin secara global:

Menghentikan gelombang materialisme dan peradaban hedon yang menyerbu masyarakat Islam serta dapat menjauhkan mereka dari kepemimpinan Nabi SAW dan petunjuk Al-Qur’an, menghalangi dunia dari cahaya bimbingan-Nya, sehingga seluruh alam melantukan nama Nabi SAW, seluruh dunia meyakini ajaran Al-Qur’an, dan naungan Islam teduh mengayomi bumi, dan akhirnya apa yang diinginkan muslim dapat terwujud yaitu tidak ada lagi fitnah dan seluruh ketundukan hanya kepada Allah SWT.

Tugas Ikhwanul Muslimin secara terperinci:

 ·        Mengupayakan sistem pemerintahan dalam negeri yang mengimplementasikan firman Allah SWT. “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah... “ (Q.S. Al-Ma’idah: 49)
 ·      Mengupayakan sistem hubungan antar negara yang mengimplementasikan firman Allah SWT. “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang adil....” (Q.S. Al-Baqarah: 143)
 ·         Mengupayakan sistem penyelenggaraan peradilan yang berpijak pada ayat yang mulia. “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kami hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan....” (Q.S. An-Nisa: 65)
 ·          Mengupayakan sistem pertahanan dan militer yang dapat mewujudkan target mobilisasi umum. (Q.S. At-Taubah: 41)
 ·          Mengupayakan sistem ekonomi yang mandiri untuk mengatur kekayaan alam, harta benda, negara, individu yang berpijak pada firman-Nya. (Q.S. An-Nisa: 5)
 ·          Mewujudkan sistem pendidikan dan pengajaran yang dapat memberantas kebodohan dan kegelapan, serta yang sejalan dengan kemuliaan wahyu dalam ayat Qur’an yang pertama ditirunkan “Bacalah dengan menyebut Nama Tuhanmu yang menciptakan.” (Q.S. Al-Alaq: 1)
 ·          Mewujudkan sistem penataan keluarga dan rumahtangga yang dapat mencetak anak muslim, pemuda muslim, orang dewasa yang muslim, serta dapat merealisasikan firman Allah SWT.  “Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu...“ (Q.S. At-Tahrim: 6)
 ·          Mewujudkan sistem penataan perilaku yang dapat mewujudkan keberhasilan, sebagaimana dikehendaki oleh firman Allah SWT. “Telah beruntung orang yang mensucikan dirinya” (Asy-Syams: 9)
 ·          Mewujudkan semangat yang merata pada setiap individu di tengah umat, baik pemimpin maupun rakyat, yang berpijak pada firman-Nya, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kehidupan duniawi....” (Q.S. Al-Qashash: 77)

Kami sebagai anggota ikhwanul muslimin menginginkan:

 ·          Pribadi yang muslim
 ·          Keluarga yang muslim
 ·          Masyarakat yang muslim
 ·          Pemerintah yang muslim
 ·          Dan negara yang memimpin negara-negara Islam, yang menghimpun kaum muslimin yang tercerai-berai, yang mengembalikan kejayaan mereka, kemudian mengusung panji jihad dan bendera dakwah menuju Allah, sehingga dunia merasakan kebahagiaan bersama ajaran Islam.

BEKAL KAMI

Terdapat bekal kami sebagai anggota ikhwanul muslimin untuk mewujudkan manhaj kami atau tujuan kami, di mana bekal kami seperti para pendahulu kami yaitu Muhammad Rasulullah SAW beserta para sahabatnya, yang disertai personil yang sedikit, logistik yang sedikit, dan kesungguhan yang besar yaitu:


 ·          Iman

Iman yang sangat mendalam, kuat, suci dan abadi, kepada:
~        Kepada Allah beserta pertolongan dan dukungan-Nya. (Q.S. Ali-Imran: 160)
~        Kepada pemimpin beserta ketulusan dan kapasitas kepemimpinannya. (Q.S. Al-Ahzab: 21)
~        Kepada manhaj beserta keistimewaan dan kelayakannya. (Q.S. Al-Maidah: 15-16)
~        Kepada persaudaraan beserta hak-hak dan kesuciannya. (Q.S. Al-Hujarat: 10)
~        Kepada balasan (amal shalih) beserta keagungan, kebesaran dan banyaknya. (Q.S. At-Taubah: 120)
~        Kepada diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah jamaah yang dipilih oleh takdir untuk menyelamatkan dunia dan ditetapkan memperoleh keutamaan dengan peran ini, sebagai sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk umat manusia.

Kami berharap agar Allah SWT mencintakan pada keimanan ini dan menghias iman itu dalam hati kami, sebagaiman Ia telah mencintakan mereka para pendahulu kami kepada keimanan ini dan menghiaskannya di hati mereka. 

 ·          Jihad

Mereka telah mengetahui dengan sebenar-benarnya pengetahuan dan seyakin-yakinnya bahwa dakwah ini tidak akan memeperoleh kemenangan, kecuali dengan jihad, kesungguhan dan pengorbanan jiwa raga. Mereka berjihad dengan sebenar-benarnya jihad dan menyambut seruan Dzat Yang Maha Rahman kepada mereka tertuang dalam firman Q.S. At-Taubah: 24.

Demikianlah, mereka adalah orang-orang yang tulus jihadnya, besar pengorbanannya, dan luas persembahannya.

Setelah itu semua, kemudian tinggal diyakini tentang pertolongan Allah dan tidak ragu pada dukungan-Nya. (Q.S. Al-Hajj: 40-41)

ANTARA KHAYALAN DAN KENYATAAN

Bagaimana mungkin orang-orang yang tidak memiliki apapun, kecuali iman dan semangat jihad, dapat melawan berbagai kekuatan yang bersekongkol dan bersenjata canggih?

Akan banyak orang yang mengatakan seperti ini dikarenakan mungkin karena mereka telah putus asa dan tidak punya harapan. Berbeda dengan kami, kami yang meyakini dan mengupayakan firman Allah SWT Q.S. An-Nisa: 104.

Sesungguhnya para pendahulu kami, tidaklah besar bilangan personilnya dan tidak pula melimpah bekal persiapannya, namun mereka beriman dengan sunguh-sungguh dan berjihad.

Wahai manusia, kami akan mempersiapkan diri dengan bekal ini, dan kami akan memperoleh kemenangan sebagaimana para pendahulu kami. Tiada kemenangan kecuali dari sisi Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan janji Allah SWT pasti akan terwujud tertuang dalam Q.S Al-Qashash: 5-6 dan Q.S. Ar-Rum: 60.

ANDAI KAMI MEMILIKI PEMERINTAHAN

Andai kami memiliki pemerintahan Islam yang benar keislamannya, tulus keimanannya, mandiri cara pikir dan operasinalnya, niscaya kita dapat menuntutnya untuk mengokohkan dunia atas nama Islam. Dan, tentu pemerintahan Islam itu akan meraih kepemimpinan spiritual, politik dan oprasional di antara berbagai pemerintahan.

Adakah sangat mengherankan, faham Komunisme memiliki negara yang mengumandangkannya, menyerunya. Faham Fasisme dan Nazi memiliki bangsa yang mengkultuskannya. Akan tetapi, kita tidak memiliki pemerintahan Islam yang menunaikan kewajiban dakwah kepada Islam, di mana Islam menghimpun berbagai sisi positif yang ada di seluruh paham tersebut dan membuang sisi negatifnya.

TABI’AT FIKRAH KITA

Wahai Ikhwanul Muslimin

Kami bukan partai politik, meskipun politik yang berlandaskan kaidah-kaidah Islam adalah intisari fikrah kami.

Kami bukan yayasan sosial, meskipun kerja sosial adalah bagian terbesar dari tujuan kami.

Kami tidak mempunyai kaitan dengan lembaga-lembaga formal, sebab itu semua dibentuk untuk tujuan tertentu dan batas pada masa tertentu.

Wahai sekalian manusia, kami adalah pemikiran dan aqidah, sistim dan manhaj, yang tidak dibatasi oleh tempat, tidak dibatasi oleh waktu.

Kami inilah rahmat untuk seluruh alam.

Wahai ikhwanul muslimin..

Itulah posisi kalian, maka janganlah mengecilkan arti diri kalian saat berada dihadapan orang lain atau menenpuh jalan dakwah selain jalan dakwah yang ditempuh oleh orang yang beriman.

Kalian telah berdakwah dan berjihad. Dalam bentuk darah yang mengalir di jalan Allah, serta dalam bentuk keinginan tulus untuk mencapai kesyahidan di jalan Allah.

Barangsiapa mengikuti dakwah kami hari ini, maka ia beruntung sebagi pendulu. Dan, orang-orang tulus yang enggan bersama dengan dakwah kami hari ini, maka ia akan bersam dakwah kami esok hari. Sedang, barang siapa yang benci pada dakwah kami, baik merasa karena tidak butuh, atau tidak mempunyai harapan akan mendapat kemenangan, maka perjalanan hari akan membuktika kesalahannya.
Marilah bersam kami, di sinilah jalan yang lurus, maka janganlah kau bagi-bagi kekuatan dan kesungguhanmu hingga tercecer. (Q.S. Al-Anam: 153)

Hasan Al-Banna  


3 komentar: