Alhamdulillah pada tanggal 24 Februari
2015, tepatnya jam 16.00, LDK Salim UNJ melalui Departement Syiar UNJ sukses
melaksanakan Grand Launching Kajian Islam UNJ yang merupakan sebagai pembuka
kajian-kajian Islam UNJ dari LDK Salim UNJ. Keseluruhan mahasiswa yang hadir
dalam Grand Launching Kajian Islam UNJ berjumlah 133 orang dengan ikhwan
berjumlah 50 orang dan akhat berjumlah 83 orang.
Untuk kamu-kamu, iya kamu, yang belum
bisa hadir, berikut adalah resume dari Grand Launching kajian islam UNJ yang
berjudul Urgensi Menuntut Ilmu “Membentuk Generasi Muslim Tafaqquh Fiddyin”
oleh Ustz. M. Ardiansyah M. Pd.I (anggota MIUMI, dosen pusat studi Islam dan
dakwah Al-Manar) di selasar Masjid Nurul Irfan, Kampus A UNJ.
Untuk mencapai Tafaqquh Fiddyin ada
dua cara: pertama belajar bahasa arab dan kedua adalah tahfidz qur’an. Kata
diyn di Tafaqquh Fiddyin artinya adalah “Islam, iman dan ihsan”. Kalau mau Tafaqquh
Fiddyin harus belajar bahasa Arab, karena Al-Quran turunnya dengan bahasa Arab.
Kalau tidak belajar bahasa Arab lupakan tafaqquh fiddyin.
Kemudian dibahas syarat-syarat
mendapat ilmu:
1. Kecerdasan Allah memberi akal untuk
terus berpikir.
2. Tidak pernah puas dengan ilmu yang didapat. Setiap dapat ilmu akan terus tahu betapa
bodohnya dirinya.
3. Sabar.
4. Pengorbanan finansial.
5. Bimbingan guru. Harus ada pembimbingnya.
Setiap menuntut ilmu harus ada gurunya. Menuntut ilmu tidak bisa hanya satu
kali pertemuan.
Kemudian bagaimana mengetahui ilmu itu berkah atau tidak? Biasanya kita bisa memberikan pada orang lain tapi tak bisa dijalankan sendiri. Karena sumber ilmu bukan hanya akal, tapi juga dari ketakwaan. Ilmu dan amal tidak bisa dipisahkan. Orang yg tambah ilmu tetapi tak tambah hidayah maka sebenarnya tak bertambah apapun.
Ustz. Ardiansyah juga
menyebutkan bahwa ciri-ciri ilmu bermanfaat menurut Imam Al-Ghazali adalah
1. Semakin berilmu semakin takut
kepada Allah SWT
2. Semakin bertambah pengetahuan akan
mengurusi aib diri kita dibandingkan sibuk mengurusi aib orang lain
3. Semakin bertambah ilmu akan semakin
giat beribadah yaitu menambah ma'rifat kita kepada
4. Semakin bertambah ilmu akan semakin
mengurangi ambisi duniawi. Tidak menjadikan orang gila dunia. Gila dunia adalah
sumber segala kerusakan. Hanya niatkan karena Allah
5. Semakin bertambah ilmu akan semakin
bertambahnya motivasi kebahagiaan akhirat
6. Semakin bertambah ilmu akan semakin
jeli pada tipu daya syaithan
Ilmu bukan hanya untuk kita ketahui.
Bukan hanya sekadar dihapal, tapi adalah ilmu yang bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain.
Maka penting untuk dibimbing oleh guru.
“Seseorang yang tahu Islam Cuma sedikit-sedikit
ibarat orang yang Cuma main di pantai, paling Cuma bisa main pasir sama ombak.
Tapi, orang yang Tafaqquh Fiddyinbisa sampai berselancar, menyelam, bahkan
menemukan mutiara. Berikut pernyataan Ustz. M. Ardiansyah M. Pd.I dalam Grand
Launching Kajian Islam UNJ, semakin semangat mencari ilmu bukan.
Maka dari itu, dari Dept. Syiar Islam
UNJ selanjutnya akan rutin mengadakan kajian Islam UNJ setiap pekannya dengan
tema-tema yang berbeda,
1. Pekan pertama, kajian islam tentang
fiqih sunnah (bedah kitab fiqih sunnah karya Syeikh Said Sabiq) oleh Ustz.
Anshari Taslim
2. Pekan kedua, kajian Islam tentang
sirah nabawiyah oleh Ustz. Hariyanto dari Al-Manar yang ahli dan berkompeten
dalam bidang sirah.
3. Pekan ketiga, kajian Islam tentang
politik Islam oleh Ustz. Zaenal Muttaqien
4. Pekan keempat, tentang Ghazwul
Fikri oleh Ustz. Akmal Sjafriel (pendiri #JIL yang memang ahli di bidangnya.
So, stay tune di kajian islam UNJ
(#KIU) berikutnya tiap selasa sore jam 16.00.
assiikk nih kajiannya.,
BalasHapusjadi pengen ikut.. :D
oh ya, ada kata 'yang merupakan sebagai', kok jadi kikuk nih bacanya..?
maklum bro, first nge blog..:)
Hapus